Sistem Informasi Geografis di bidang Budidaya Perairan


SIG atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Sistem berbasis computer yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan menampilkan informasi spasial (keruangan).Sedangkan Penginderaan Jarak Jauh adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek dengan alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut. Jurnal yang saya ambil berjudul Kesesuaian Lahan Budidaya Tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara oleh Brata Pantjara, Utojo, Aliman, dan Markus Mangampa.
Suatu kekeliruan yang terjadi pada tahap pemilihan lokasi pertambakan udang akan menimbulkan peningkatan biaya konstruksi, operasional budidaya, dan dapat menimbulkan masalah lingkungan. Selanjutnya dilaporakan juga bahwa penurunan mutu lingkungan secara drastis dapta disebabkan oleh penimbunan limbah oraganik yang berasal dari kotoran udang, pakan yang tidak terkonsumsi, dan plankton yang mati di dasar tambak. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pemilihan lokasi budidaya perikanan adalah melalui aplikasi Sistem Informasi Geografis. Beberapa keuntungan dalam penggunaan teknologi ini diantaranya dalah dapat dilakukan analisi kesesuaian lahan dalam waktu yang relatif cepat dengan cakupan wilayah yang relatif luas serta biaya yang relatif murah. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat kesesuain lahan budiaya tambak udang di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Cara pengamatan dengan Sistem Informasi Geografis ini didapatkan data primer terdiri dari atas perubahan kualitas tanah, pH, tekstur, bahan organik dan perubahan kualitas air. Sedangakan data sekunder yang digunakan berupa Citra Landsat 7 ETM bulan September 2002 keluaran LAPAN, Peta Rupabumi Indonesia sebagai peta dasar dan pembanding data citra, data curah hujan, dan pasang surut. Analisis citra mengunakan Software ER Mapper 6.5, sedangkan digitasi peta dan analisi spasial menggunakan Software Arc View 3.2. koordinat titik sampling menggunakan Global Positioning System (GPS) tangan tipe Garmin GPS III Plus.
Hasil analisis di laboratorum terhadap sembulan stasiun pengamatan ditemukan bahwa hampur semua stasiun memiliki terkstur tanah lempung berpasir. Untuk kisarah pH potensial tanah lokasi penelitian pada keda;aman 0-20 cm adalah 3,89-8,06 pada kedalaman 40-60 cm adalah 3,63-8,16 sedangkan kisaran pH aktual pada lahan yang disurvei dengan kedalaman 0-20 cm adlaah 3,48-7,59 dan pada kedalaman 40-60 cm adalah 3,22-7,47. Untuk suhu perairan di lokasi survei cukup tinggi dengan kisaran 31,40C-34,50C, sedangakn salinitas air memiliki kisaran 30-35 ppt.
Jadi kesimpulan yang dapat didapat adalah potensi lahan budidaya tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara seluas 298,2 ha yang terdiri atas tingkat kelayakan sedang seluas 169,7 ha dan kelayakan rendah seluas 128,5 ha dan usaha budidaya tambak udang yang disarankan pada lokasi tersebut adalah tingakt teknologi tradisional sampai tradisional plus.

Sedikit gambar tentang Sistem Informasi Geografis danPenginderaan Jarak Jauh


0 komentar: